Pendidikan Berkualitas Katanya, Tapi Satu Guru Pegang Lima Kelas Sendirian

Isu pendidikan berkualitas kerap digaungkan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, institusi pendidikan, hingga media massa. Tapi realitanya di lapangan, banyak guru harus baccarat online  mengajar lebih dari satu kelas — bahkan lima kelas sekaligus — karena kekurangan tenaga pendidik. Ini bukan hanya kisah di pelosok negeri, tapi juga terjadi di beberapa daerah yang sebenarnya tidak terlalu terpencil. Pertanyaannya, bagaimana pendidikan bisa disebut “berkualitas” jika satu guru harus membagi fokusnya pada banyak kelas dalam waktu yang bersamaan?

Kenyataan Pahit di Balik Label “Pendidikan Berkualitas”

Label “pendidikan berkualitas” seharusnya mencakup ketersediaan guru yang memadai, fasilitas layak, dan proses belajar yang manusiawi. Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal sebaliknya. Satu guru bisa saja memegang tanggung jawab mengajar di lima kelas berbeda, bahkan di jenjang atau mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Kondisi seperti ini jelas mengurangi efektivitas pembelajaran. Guru yang terbebani tidak bisa fokus memberikan pendampingan optimal kepada siswa. Akibatnya, kualitas belajar menurun dan potensi anak-anak bangsa pun menjadi korban dari sistem yang belum sempurna ini.

Dampak Langsung pada Siswa dan Guru

Ketika satu guru harus mengurus lima kelas, bisa dipastikan kualitas interaksi guru-murid menjadi sangat minim. Guru tidak punya cukup waktu untuk memahami kebutuhan belajar setiap anak. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat formalitas—sekadar memenuhi jam pelajaran—bukan membentuk karakter atau memberikan pemahaman mendalam.

Sementara itu, guru juga mengalami tekanan mental dan fisik. Tugas administratif, persiapan mengajar, hingga tanggung jawab moral terhadap siswa menjadi beban yang tak sebanding dengan penghasilan dan penghargaan yang diterima. Akhirnya, motivasi mengajar menurun, dan burnout menjadi hal yang tak terhindarkan.

Baca juga:

Satu guru, lima kelas, dan nol waktu istirahat. Saat sistem tak mendukung, bagaimana pendidikan bisa maju?

5 Masalah Utama yang Muncul Jika Guru Dibebani Terlalu Banyak Kelas

  1. Minimnya Perhatian Individual pada Siswa
    Siswa yang butuh bantuan khusus cenderung terabaikan karena guru terlalu sibuk.

  2. Kualitas Materi Menurun
    Materi yang diajarkan bisa jadi asal jadi, tanpa pengembangan atau inovasi.

  3. Waktu Persiapan Tidak Cukup
    Guru kehilangan waktu untuk membuat RPP yang benar-benar efektif.

  4. Kesehatan Mental Guru Terancam
    Stres kronis dan kelelahan berdampak pada semangat dan performa kerja.

  5. Mutu Pendidikan Tidak Merata
    Anak-anak di daerah dengan jumlah guru terbatas otomatis tertinggal dibandingkan daerah lain.

Apa Solusinya?

Untuk mengatasi krisis ini, perlu ada komitmen serius dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Rekrutmen guru harus diperbanyak dengan prioritas daerah yang kekurangan. Selain itu, insentif bagi guru di daerah terpencil perlu ditingkatkan agar mereka betah mengabdi dan tidak merasa sendiri. Teknologi juga bisa dijadikan solusi alternatif melalui pembelajaran daring, meski tetap memerlukan kesiapan infrastruktur dan pelatihan guru.

Penting juga dilakukan evaluasi sistem distribusi guru agar tidak terjadi penumpukan di kota dan kelangkaan di desa. Pemerataan bukan sekadar janji di atas kertas, tapi harus diwujudkan dalam kebijakan nyata yang berdampak langsung.

Membicarakan pendidikan berkualitas tanpa menyentuh realita bahwa satu guru bisa menangani lima kelas sendirian adalah bentuk ketidakjujuran sistemik. Kualitas pendidikan tidak cukup hanya diukur dari kurikulum dan peringkat internasional, tetapi dari kesejahteraan dan beban kerja guru yang menjadi ujung tombak pendidikan. Jika kita serius ingin menciptakan generasi unggul, maka perhatian terhadap nasib guru di lapangan harus menjadi prioritas. Pendidikan berkualitas bukan slogan—ia harus berakar pada keadilan dan pemerataan yang nyata.

This entry was posted in universitas. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *